Ingkling
Ingkling adalah nama permainan yang
dilakukan pada kedua gambar di atas dengan cara meloncat menggunakan sebelah
kaku dan berhenti dengan tumpuan kedua kak pada kota-kota tertentu. Permainan
ingkling lebih digemari oleh anak perempuan. Mereka yang terlibat dalam
permainan itu paling sedikit dua orang dan bisa lebih dari itu. Alat yang digunakan
dalam permainan inkling adalah kapur dan gacuh. Kapur dipakai untuk membuat
gambar yang akan menjadi tempat bermain. Gambar dibuat di atas tanah lapang
atau di halaman rumah. Adapun gacuh adalah alat yang akan digunakan pada saat
bermain ingkling. Gacuh terbuat dari pecahan genting berbentuk bulat dengan
diameter 4-5 sentimeter, atau persegi dengan ukuran 4x5 atau 5x5 sentimeter.
Cara bermain ingkling dimulai dengan
mencari pemain pertama dan seterusnya. Kemudian semua gacuh pemain disimpan di
kotak pertama. Pemain pertama harus melewati kotak pertama menuju kota
berikutnya dengan sebelah kaki. Baru pada bentuk setengah lingkaran atau bagian
tengah gambar kapal, kedua kaki boleh menginjak tanah, atau bro menurut istilah
mereka. Setelah itu, menginjak kotak-kotak berikutnya masih dengan sebelah
kaki. Setelah berhasil melewati satu putaran, diteruskan ke kotak berikutnya
hingga habis. Setiap kotak yang ada gacuh, baik gacuh milik orang yang sedang
atau belum bermain, tidak boleh diinjak melainkan harus dilangkahi.
Setelah semua kotak berhasil dilalui,
gacuh tidak lagi dilempar ke dalam kotak melainkan dimainkan pada tangan.
Pertama, gacuh di telapak dilontarkan ke atas lalu jatuh pada posisi telapak
tangan terbalik. Dalam posisi gacuh seperti itu, pemain melakukan ingkling pada
seluruh kotak gambar. Kedua, gacuh yang berada di balik telapak tangan
dilontarkan lagi ke atas dan jatuh pada posisi telapak tangan mengepal.
Tepatnya, gacuh jatuh pada kepalan di baian atas telunjuk dan ibu jari atau
vertikal. Dalam posisi seperti itu, dia ingkling lagi. Ketiga, dari posisi
tadi, gacuh dilontarkan lagi ke atas dan jatuh pada posisi kepalan yang
hroizontal. Selanjutnya dia ingkling lagi. Terakhir, gacuh tidak dilontarkan
melainkan disimpan di atas kepala. Dalam posisi seperti itu, pemain tidak
melakukan ingkling melainkan hanya berjalan menginjak seluruh kotak yang ada.
Usai memainkan gacuh di tangan dan di
kepala, pemain bberhak untuk melemparkan gacuh dalam posisi membelakangi
gambar. Gacuh diletakkan di punggung tangan, lalu diayunkan ke atas melewati
kepala dengan harapan gacuh jatuh tepat di dalam kotak. Jika berhasil, pada
kotak itu dibuat bintang yang menjadi miliknya. Konsekuensi dari binta itu
adalah dia bisa melakukan bro atau menginjakkan kedua telapak kaki di kotak
tersebut.
Pergantian pemain terjadi karena
beberapa hal: (1) pemain tidak berhasil menempatkan gacuh di dalam kotak secara
tepat, misalnya tepat pada garis, keluar dari kotak, atau memasuki kotak lain;
dan (2) pemain tidak berhasil melakukan ingkling dengan baik, misalnya
menginjak garis atau kaki sebelahnya lagi tidak ditekuk ke atas.
0 komentar:
Posting Komentar